Rabu, 10 Januari 2018

EXACT LOVE STORY (9 FF ONESHOOT FROM 9 MEMBER)

Lucky One [Do Kyungsoo]

Main Chast : DO KYUNG SOO, PARK JI MIN
Genre : Romance, Entertaiment
LUCKY ONE
"Aku suka masak, jadi aku sangat berharap bisa memasak bareng dengan orang yang aku sukai. Meski aku tak bisa membuat sesuatu yang istimewa, tapi aku bisa memasak sesuatu."
Seorang gadis sedang tersenyum dengan pipinya yang memerah, mendengar seseorang yang sedang mengatakan hal itu di televisi. Pria tampan yang wajahnya sudah tak asing lagi diseluruh Korea Selatan bahkan dunia. Pria bersuara emas yang mampu meruntuhkan hati wanita dengan lagu yang ia bawakan.
Sudah hampir satu jam, ia duduk menghadap televisi sejak acara Talk to Idol di mulai. Bersama senyumnya yang tak pudar dari bibir manisnya. Entah kenapa hatinya begitu bahagia menerima kenyataan ini. Kenyataan yang bagi sebagian orang adalah mimpi, tapi baginya ini adalah kenyataan.
Banyak mereka yang menganggap cerita dalam drama, novel, dan berbagai fiksi lainnya lebih indah daripada kenyataan yang ada. Tapi hal itu tidak berlaku bagi gadis bernama Park Ji Min yang notabenya adalah gadis biasa. Kenyataan itu seribu kali lebih indah dari fiksi. Tak ada yang lebih indah daripada yang di takdirkan Tuhan.
"Anyeong, sayang. Lagi apa?" suara merdu seorang pria yang baru saja masuk kedalam apartemen kecil miliknya mengalihkan pandangan dari layar televisi menuju sosok tampan itu.
"Hai, sayang. Lagi nonton kamu," tunjuknya kepada sosok pria di televisi kepada pria yang ada didepannya.
"Nonton aku lagi? Emang gak bosen lihat aku setiap hari?" tanya pria yang berstatus suaminya itu.
Ji Min menggeleng. "Tak akan. Aku malah beruntung bisa melihat Do Kyung Soo setiap hari langsung didepan mataku, tanpa harus menunggu konser EXO." Gadis itu tersenyum manis.
Pria itu mendekatinya lalu mencium kening gadis itu dengan lembut, "Aku mencintaimu."
Betapa beruntungnya gadis itu bisa menikahi pria seromantis dan setampan Do Kyung Soo. Tak hanya itu, pria itu juga sangat ahli dalam hal memasak. Apalagi Ji Min yang tak bisa memasak merasa sangat beruntung bisa memakan makanan lezat setiap hari. Dibanding saat ia masih sendiri, yang setiap harinya hanya memakan telur atau kimbab.
Semuanya ini bermula pada hari itu. Hari paling buruk dalam hidupnya namun hari yang paling indah. Hari itu seperti hujan badai disertai petir, namun dengan perlahan badai itu berubah menjadi cerah dengan pelangi.
Ji Min baru saja putus dari pacarnya. Padahal, ia sudah berencana untuk menikah dengannya bulan depan dan hal itu sudah direncanakan. Namun, dengan alasan tak ada kecocokan, pria itu memutuskannya tiba-tiba. Tentu, hatinya sangat hancur berkeping-keping setelah mendengar hal itu.
Ji Min tak tau harus berbuat apa dan hanya bisa menangis. Ia akhirnya menelpon sahabatnya Do Kyung Soo untuk menemuinya di apartemennya. Ia tak tau harus menghubungi siapa lagi, tapi nama pria itu muncul tiba-tiba dibenaknya.
Kyung Soo yang saat itu baru saja tampil dimini konser bersama EXO, langsung meluncur setelah mendengar gadis itu menangis. Tak perduli lelah atau capek, pria itu langsung menemui gadis itu ditempat tinggalnya.
Saat ia tiba, ia melihat gadis itu sedang menangis didepan pintu rumahnya. Kyung Soo sontak langsung berlari dan mendekap tubuh gadis itu. "Kau kenapa?"
"Aku.. aku.. huhu," Ji Min tak kuat untuk bicara lebih banyak. Perasaan sedih ini sungguh telah menjangkit ulu hatinya.
"Sudahlah, jangan menangis. Ayo." Kyung Soo mengangkat tubuh gadis itu dan menggendongnya masuk kedalam rumahnya. Lalu, meletakkan tubuh gadis itu diatas sofa merah yang terletak di ruang tengah.
"Sekarang ceritakanlah kepadaku apa yang terjadi." Pria itu mengusap air mata Ji Min yang terus mengalir.
"Aku putus dengan Lee Jun Ki," ucapnya yang terus terisak.
"Hanya karena pria itu kau sampai menangis seperti ini?" ucapnya seraya kembali menyandarkan kepala gadis itu ke dadanya.
"Tapi, kita akan menikah bulan depan. Aku juga sudah membicarakannya dengan keluargaku."
"Kalau begitu menikahlah denganku," ucapnya tiba-tiba yang sontak membuat gadis itu mendongakkan kepala.
"Apa maksudumu?" Ji Min menatap pria yang saat itu masih memakai kostum panggungnya, tanpa berkedip.
"Menikah denganku bulan depan. Kau hanya perlu mengganti nama mempelai pria, kan?"
"Tapi.."
"Tak akan ada media. Kita akan menikah tanpa diketahui media. Kita akan menjalani hidup bahagia dan tenang setelahnya."
Pernyataan Kyung Soo tentu membuat Ji Min semakin kaget. Bagaimana bisa pria ini langsung mengajaknya menikah tanpa berkencan atau menyatakan cinta dulu. Hal itu seperti ia baru saja mendapat bintang yang jatuh dipelukannya.
"EXO?"
"Hanya kita dan keluarga kita yang tau hal ini. Aku benar-benar akan menjaga rahasia ini dan untuk member yang lain, aku akan membicarakannya pelan-pelan," jelasnya kepada Ji Min dengan mata teduhnya.
Ji Min tak memberi respon apapun dan hanya membisu. Teman kecilnya yang saat ini telah menjadi superstar tiba-tiba ingin menikahinya. Keajaiban apa ini?
Terhitung sudah sebulan lamanya sejak pernikahan itu berlangsung. Tak ada yang membosankan dalam kehidupan sehari-harinya bersama pria itu. Semuanya menyenangkan. Hanya saja sejak mereka menikah, belum sekalipun mereka pergi berdua untuk sekedar menikmati udara segar di luar.
"Sayang.." panggil Ji Min sambil melingkarkan tangan ke lengan Kyung Soo yang sedang memasak.
"Eoh?"
"Sejak kita menikah, kita belum pernah jalan-jalan. Apa kita tak melakukannya sekali saja?" ucapnya dengan nada yang sedikit ragu.
Kyung Soo tak langsung menjawab, ia berdiam untuk beberapa saat. Memang sulit, sebagai idol yang wajahnya telah tersohor untuk hanya sekedar jalan-jalan. Apalagi dengan seorang wanita yang belum diketahui oleh dunia luar.
"Tak usah dipikirkan, aku hanya bercanda. Aku sudah senang kok hanya bersamamu di rumah," sela Ji Min setelah melihat wajah khawatir Kyung Soo. Bagaimana pun ia tidak boleh egois dan juga harus memikirkan keadaan suaminya.
"Besok jam sepuluh malam di taman bunga," ucapnya singkat.
"Hah?" Ji Min mendongak, mendengar ucapan pria itu yang tiba-tiba. "Benarkah?" senyum Ji Min melebar.
"Eoh." Kyung Soo tersenyum tipis, lalu menatapnya. "Tapi, besok aku ada acara dengan EXO sampai malam. Mungkin kau harus berangkat sendiri. Aku akan menemuimu disana."
Ji Min mengangguk. "Tak apa. Aku bisa berangkat sendiri. Gomawo, sayang." Ji Min lalu mencium pipi Kyung Soo dan langsung pergi setelahnya.
Kyung Soo hanya bisa tersenyum melihat gadis itu yang sedang berlari sambil berteriak kegirangan. Gadis yang menjadi spiritnya saat ini. Gadis yang menjadi vitamin baginya. Gadis yang memberikan keberuntungan untuknya.
***
Gadis itu merapatkan jaket parka hijau yang ia kenakan sambil terus menghentakkan kakinya, menahan udara dingin musim ini. Walau salju tak turun, tapi angin yang berhembus membawa udara dingin yang membuat darah seperti ikut membeku.
Polesan make up cantik diwajah manisnya membuat ia semakin bersinar untuk menyambut malam yang tak terlupakan ini. Malam rahasia bersama pria yang paling ia cintai. Ia merasa kalau ia adalah gadis paling beruntung karena mampu menikah dengan pria seperti Kyung Soo.
"Sudah lama?" tanya seseorang yang tiba-tiba menggenggam tangan kanannya.
Ji Min sontak menoleh dan melihat sosok tampan yang sedang ia tunggu itu tersenyum kepadanya. "Hai. Tidak, belum lama."
"Ayo."
"Eits tunggu." Ji Min membuka tas kecilnya dan mengeluarkan sesuatu dari sana. "Pakai ini." Ji Min menyodorkan sebuah masker hitam kepada Kyung Soo.
"Untuk apa?"
"Untuk menutupi wajahmu agar tak dikenali orang-orang."
"Apa wajahku terlalu jelek, ya? Dan harus ditutupi seperti ini. Kau malu berjalan dengan suami jelekmu ini?"
"Tidak, bukan begitu. Hanya saja-"
Kyung Soo langsung mengambil masker itu dari tangan Ji Min dan memasukkannya ke dalam saku jaketnya. "Aku tak mau merusak kencan kita dengan masker ini."
"Kencan? Bukankah kita sudah menikah?"
"Apa salahnya. Kita juga belum pernah melakukannya." Kyung Soo tersenyum lalu menggandeng tangan Ji Min yang dingin dan memasukkan kedalam sakunya. "Ayo."
"Ehmm," Ji Min mengangguk dan mengikuti langkah suaminya yang ada di sampingnya.
"Kau sudah makan?"
"Belum."
"Kalau begitu mari kita cari tempat makan."
Ji Min menarik tangan Kyung Soo, sehingga langkah mereka terhenti. "Aku tak mau memakan makanan selain masakanmu."
"Dasar manja." Kyung Soo menarik hidung Ji Min hingga memerah.
"Sakit tau."
"Maaf deh. Tapi aku suka sikapmu itu."
"Cih." Ji Min mendengus pelan. "By the way, apa yang aku suka dariku hingga mau menikahiku?"
"Menurutmu apa?" Kyung Soo berbalik bertanya.
"Aku hanya gadis biasa dan kau pria yang sempurna. Lalu, apa yang kau harapkan dariku? Apa menariknya diriku?"
"Karena kau bilang aku sempurna. Jadi, aku tak perlu mencari istri yang sempurna juga. Aku hanya perlu mencari permpuan biasa seperti dirimu."
"Kau ternyata lebih tampan jika dilihat secara langsung daripada melihatmu di televisi."
"Kenapa kau selalu menagatakan hal itu setiap hari, Ji Min-ssi?"
"Karena aku suka," jawabnya sambil memandang wajah Kyung Soo yang sedang menatap ke depan. Sampai detik ini, jantungnya terus berdegup kencang setiap didekat pria ini. Padahal mereka sudah menikah. Apa ini yang dinamakan jatuh cinta setiap saat?
Tiba-tiba Kyung Soo menarik tangannya dan mengajaknya berlari setelah wajahnya berubah kaget. Ia mengajak Ji Min untuk bersembunyi dibalik pohon besar. "Ada apa?" tanya Ji Min dengan suara berbisik.
"Ada paparazi."
"Hah?" Ji Min melongo kaget. "Bagaimana ini?" wajah Ji Min juga ikut panik seperti barus saja bertemu dengan pembunuh.
"Tempat ini cukup sepi dan bagaimana paparazi bisa mengikuti kita?" ucap Kyung Soo sambil mengedarkan pandangan ke area taman yang memang terlihat sepi karena sudah cukup malam.
"Maafkan aku," ucapnya seraya menunduk.
"It's okay." Kyung Soo malah mengenggam tangan Ji Min erat yang membuat gadis itu merasa sedikit lebih baik. "Kelihatannya mereka sudah pergi. Ayo."
Mereka pun berdiri dan keluar dari persembunyiannya. Kyung Soo menarik nafas lega setelah berhasil keluar dari paparazi yang lebih menyeramkan dari pembunuh berantai itu.
"Kita pulang, yuk."
"Tapi-"
"Kamu sendiri pasti lelah seharian ini. Kamu butuh istirahat," ucap Ji Min sambil menatap mata bulat suaminya itu.
"Eoh," ia menangguk menuruti ucapan Ji Min.
***
Ji Min menyandarkan tubuhnya ke sofa sambil memegang ponselnya. Ia ingin berselancar di internet seraya menunggu Kyung Soo yan belum keluar dari kamar mandi. Sambil bersuil merdu, ia membuka SNS dan kaget melihat tag nomor satu diakun tersebut.
Ia terjingkat dari sandarannya dan langsung berlari menuju Kyung Soo. Ia menggedor kamar mandinya dan menyuruh Kyung Soo cepat keluar. "Kyung Soo-yah.. buka cepat.. Kyung Soo-yah."
"Ada apa?" Pria itu akhirnya keluar dari kamar mandi dan hanya bertelanjang dada sehingga abs ditubuhnya terlihat begitu jelas dan seksi.
"Lihat ini." Ji Min menyodorkan ponsel yang berwarna putih miliknya.
Terlihat artikel yang ada di layar ponsel tersebut memperlihatkan foto dirinya yang sedang bergandengan dengan seorang wanita yang tak lain adalah Ji Min. Sepertinya foto tersebut berhasil diambil oleh paparazi tanpa sepengetahuan dirinya kemarin malam. "Sial. Apa-apaan ini!" umpat Kyung Soo seraya melewati Ji Min, untuk mengambil ponselnya yang sedang berbunyi nyaring.
Ji Min mengikuti langkah Kyung Soo dari belakang. "Suho oppa." Gumamnya saat melihat layar ponsel Kyung Soo. "Cepat angkat."
Pria itu segera menekan tombol hijau di layar ponselnya dan menempelkan ponsel itu ke telinga kanannya. "Yoboseyo.. Nde.. Eoh, aku akan kesana.. nde.." Kyung Soo menghembuskan nafas panjang setelah menutup flap ponselnya.
"Kau tak apa?"
"Aku harus segera pergi. Kau jangan kemana-kemana. Tetaplah di rumah untuk hari ini."
Ji Min mengangguk. "Eoh."
Kyung Soo segera melesat menuju kamarnya untuk berganti pakaian. Sementara, Ji Min hanya bisa mematung memandang Kyung Soo yang barusaja menutup pintu kamarnya dengan keras. Pasti ada ada sesuatu yang besar. Aku tak boleh hanya berdiam. Ini semua salahku.
***
"D.O-yah.. apa ini benar?" tanya manager-nya yang sedang ada dihadapannya.
Kyung Soo hanya bisa menghembuskan nafas panjang. Tanpa menjawab pertanyaan yang dilontarkan managernya.
"D.O-yah..," bentak managernya dengan suara tinggi.
"Hyung. Jangan terpancing emosi," ucap Suho yang sedang berdiri disamping Kyung Soo.
"Nde, itu benar." Kyung Soo akhirnya membuka mulutnya tanpa menatap wajah managernya.
"Jadi kau berkencan dengan wanita ini?"
Kyung Soo menggeleng. "Tidak."
"Lalu ini semua apa? Kau bilang ini dirimu," cecar managernya yang tak mengerti maksud Kyung Soo.
"Aku menikahinya."
"Nde?" pekik Suho dan manager-nya berbarengan.
"Apa yang kau bilang, Kyung Soo-yah?" Suho yang ada disampingnya sontak kaget mendengar pernyataan Kyung Soo.
"Aku menikah dengannya bulan lalu."
"Kau menghamilinya?" tanya managernya yang membuat Suho dan Kyung Soo mendongak menatap wajah pria bermata sipit itu.
"Hyung. Apa yang kau katakan?"
"Anio. Aku mencintainya."
"Tapi, kenapa harus dengan menikahinya?"
"Apa salahnya dengan menikah?" suara Kyung Soo berubah tinggi seiring dengan emosinya yang semakin naik. "Memang negara melarang warganya untuk menikah?"
"Tapi, kau idola Kyung Soo-yah," ujar managernya dengan memperlambat ucapannya.
"Apa idola dilarang untuk menikah? Kalau begini caranya, aku tidak akan jadi idol lagi?"
"Kau akan keluar dari EXO?"
Kyung Soo tak menjawab pertanyaan managernya.
"Hyung, biar aku saja yang berbicara dengannya," ucap Suho seraya membawa Kyung Soo keluar dari ruangan managernya.
Kyung Soo hanya bisa menuruti perkataan leader-nya itu tanpa bicara apapun. Mereka pun keluar meninggalkan managernya yang masih tersulut emosi.
Ternyata di luar sudah banyak wartawan yang berkerumunan. Apalagi kalau bukan untuk menemuinya. Tapi, tiba-tiba matanya menemukan sosok gadis berambut ikal sedang dikerumuni oleh wartawan. Gadis itu terlihat ketakutan dengan jeratan wartawan yang sedang menginterogasinya.
"Ji Min-ah," gumam Kyung So seraya berlari menuju kerumunan tersebut.
"Yak. Kyung Soo-yah. Kau mau kemana?" ucap Suho yang sama sekali tak digubris oleh membernya itu, lalu mengikutinya berlari.
Gadis berparas cantik itu menggenggam tangannya erat. Ia tak biasa dihadapkan dengan banyak kamera. Gadis itu hanya bisa memejamkan mata, berharap agar Kyung Soo akan datang secepatnya.
Wajahnya sudah pucat pasi. Saat tubuhnya ingin terjatuh, tiba-tiba ada yang memeluknya dari depan. Ia mencium aroma parfum dari orang yang memeluknya, sama sekali tak asing. Ia yakin pria ini adalah suaminya, Do Kyung Soo.
"Kyung Soo-yah.."
Pelukan idol kelahiran 93 itu kepada gadis itu, tentunya mengundang antusias wartawan untuk lebih tau mengenai hubungan mereka. Bahkan mungkin, daftar pertanyaan yang telah mereka buat akan berubah setelah melihat hal itu.
"D.O-ssi. Apakah dia pacarmu?"
"Berapa lama kalian sudah berkencan?"
"Siapa nama wanita ini?"
Cercaan wartawan yang bertubi-tubi membuat Kyung Soo geram. Ia pun berbalik badan dan mencengkeram tangan Ji Min erat. Ia menatap para wartawan dengan tatapan tajam. "Dia bukan pacarku."
"Lalu kenapa kalian bergandengan?" tanya seorang wartawan.
"Karena dia istriku," ucap Kyung Soo tegas sebelum pergi bersama Ji Min dari kerumunan mereka.
"Hah?".."Mereka menikah?"..."Apa?" wartawan bertanya-tanya juga sekaligus kaget dan ingin lebih bertanya kepada D.O, tapi mereka sudah lebih dulu pergi sebelum wartawan mengajukan pertanyaan. Sementara Suho dibelakang, hanya bisa menggelengkan kepala. Bingung dengan sikap Kyung Soo.
***
"Kenapa kau mengikutiku?" tanya Kyung Soo setelah membawa Ji Min ke ruang latihan.
"Karena aku mengkhawatirkanmu!"
"Sudah kubilang jangan keluar."
"Sampai kapan aku akan terus menjauh sementara suamiku sedang dirundung masalah!" ujar Ji Min dengan menekan suaranya.
"Biar aku menyelesaikannya sendiri."
"Lalu buat apa aku menjadi istrimu? Buat apa aku menikah dengan Do Kyung Soo?" Ji Min menatap Kyung Soo nanar. "Jangan bilang karena kau mencintaiku. Aku tau, tapi setidaknya buat aku lebih berguna lagi."
"Aku beruntung memilikimu. Apa lagi yang aku butuhkan?"
"Aku tak bisa memasak. Tapi, setidaknya ijinkan aku untuk melindungimu." Air mata Ji Min akhirnya jatuh membasahi pipinya. "Mungkin kita memang tak bisa bersatu."
Kyungsoo menatap Ji Min setelah mendengar ucapannya, "Apa maksudmu? Kau akan meninggalkanku?"
"Bukan begitu, karena aku karirmu akan terancam, karena aku juga kau dirundung masalah. Dan juga sepertinya aku tak bisa menjadi istri idol sepertimu. Itu terlalu berat untukku." Ji Min mengusap air matanya, lalu pergi meninggalkan Kyung Soo yang masih tertunduk.
"Baiklah jika itu maumu. Aku memang tak pantas untukmu. Aku memang bukan suami yang baik," gumam Kyung Soo sambil terisak. Baru kali ini, hatinya benar-benar hancur berkeping-keping.
***
Hujan akhirnya datang setelah seminggu ini tak turun. Hari ini adalah hari yang beruntung karena hujan menyapanya kali ini. Membasahi daun-daun yang hijau, tanah yang kering, ranting yang hampir retak dan segalanya yang terkena. Semua orang menyukainya. Aroma tanah, rintiknya, dinginnya dan semua tentang hujan.
Namun, hujan kali ini hanya bisa dipandang oleh lelaki bermata bulat dari balik jendela. Kali ini ia tak ingin menyentuhnya, merasakannya atau bahkan menikmatinya. Padahal, ia adalah pecinta hujan. Tapi, sepertinya saat ini semua cinta dalam hatinya telah gugur.
"Hyung, apa kau baik baik saja?" tanya Se Hun yang mendekatinya sambil memberikan secangkir kopi.
"Aku baik baik saja. Gomawo." Kyung Soo menyeruput kopi buatan Se Hun tanpa mengalihkan pandangan dari rintik hujan tersebut.
"Kyung Soo-ya. Kau daebak.." dalam suasana sedih, Baekhyun malah memberi Kyung Soo jempol. "Aku tak mengira kau sudah-Ah, bukankah itu menyenangkan? Berarti kau sudah--"
"Yak, Baek Hyun-ah. Apa yang kau katakan?" Chan Yeol yang ada di samping Baek Hyun memukul tangan pria itu setelah mendengar ucapannya. Baek Hyun hanya mendengus kesakitan karena pukulan dari Chan Yeol, yang notabenya memiliki tubuh lebih besar darinya.
"Jadi selama ini kau tak tinggal disini, karena kau tinggal di rumah istrimu?" Chanyeol mengernyitkan dahi.
"Aku kira hanya aku yang berkencan. Aku sempat malu karena aku saja yang berkencan disini. Tapi, ternyata Dyo Hyung malah sudah menikah." Gantian Kai yang berbicara dengan nada pelan. "Tapi, aku bangga padamu hyung." Kai juga memberikan jempol kepada Dyo.
"Tak ada yang salah dengan cinta, hyung," ucap Sehun seraya menepuk bahu Kyung Soo pelan.
"Guru. Bagaimana ini? Kita tak mau salah satu dari anggota kita keluar lagi. Kau harus mempertahankan Kyung Soo," kata Lay yang baru saja masuk ke apartemen EXO bersama Lee So Man.
"Anyeong Haseyo," ucap member lain berbarengan.
Pria paruh baya itu hanya mengangguk kepada mereka. Ia lalu mendekat kepada Kyung Soo yang masih termagu didekat jendela. "Kau tak apa Kyung Soo-ya?"
Kyung Soo menoleh kearah Lee So Man dan tersenyum tipis.
"Kau tak boleh keluar dari grub ini Kyung Soo-ya?"
Kyung Soo menggeleng," Tapi aku tidak ingin bercerai dengan Ji Min." Tak terasa pelupuk mata indah itu mulai basah. "Aku mencintainya."
"Siapa bilang kau harus bercerai? Kau harus tetap mengejar cintamu. Aku yang akan bertanggung jawab dengan agensi kita jika melarangmu. Sekarang, kejarlah Ji Min sebelum dia pergi."
"Fans kita pasti juga akan mengerti," ucap Baekhyun yang berubah bijak.
"Pergilah hyung sebelum Ji Min noona kabur dari rumah."
Kyung Soo menatap mereka secara bergantian. "Gomawo," Kyung Soo mengusap airmatanya lalu beranjak dari tempat duduknya dan berlari meninggalkan ruangan itu.
***
Syukurlah hujan siang ini sudah reda. Hanya tersisa air sisa hujan yang menetes pada daun-daun dan ranting-ranting. Aroma tanah yang masih basah juga masih mendominasinya. Tapi, gadis itu harus bersyukur karena itu berarti langit juga mendukungnya untuk pergi.
Gadis itu sedang mengemasi barangnya dalam koper hitam miliknya. Ia memasukkan semua baju miliknya kedalam koper tersebut rapi. Meninggalkan pakaian Kyung Soo yang masih tersimpan rapi didalam lemari.
Mungkin kali ini novel cinta hidupnya telah memasuki babak ending. Ia sudah menebak jika kali ini adalah sad ending. Ia akan menyimpan rapi novel cinta bersama pria itu setelah pergi dari sini. Pergi mungkin adalah pilihan terbaik saat ini.
Ia tak ingin pria itu merasakan lagi kesedihan akibat dirinya. Sudah cukup semua cinta yang ia beri untuk dirinya, sudah cukup keberuntungan yang telah ia dapat dari pria itu. dan sekarang mereka memang harus hidup bahagia dengan jalan masing-masing.
Ji Min mengangkat kopernya menuju pintu keluar. Setelah mengucapkan selamat tinggal kepada rumah yang memberikan banyak kenangan untuknya ini, Ji Min akhirnya keluar dari rumah itu. Ia tak menguncinya, karena mungkin saja Kyung Soo akan datang kesitu.
Saat ia ingin berbalik badan. Tiba-tiba saja tubuhnya didekap oleh seorang pria yang berlari kearahnya. Jantungnya seperti sudah berhenti ketika pria itu mendekap dalam pelukannya.
"Jangan pergi. Jangan tinggalkan aku. Aku mencintaimu," ucap pria tersebut dengan suara khas miliknya.
Air mata Ji Min jatuh dalam pelukan lelaki itu. "Aku tak bisa."
"Kau harus bisa. Aku memaksamu."
Ji Min mendorong tubuh Kyung Soo. "Kau tak bisa memaksaku," ia lalu membuang pandangan dari pria itu.
"Kenapa tak bisa? Aku masih suamimu."
"Kita tak bisa hidup bersama lagi-"
Pria itu mengecup bibir Ji Min dengan cepat. "Kau tak bisa menolakku. Aku tak suka ditolak."
Ji Min tertegun dengan reaksi Kyung Soo barusan. Ia hanya mematung menatap wajah pria itu.
"Aku mohon Ji Min-ah. Semua fans setiaku pasti juga akan mengerti."
"Aku tak-"
Kyung Soo kembali mencium bibir gadis itu dengan cepat lagi. "I Love You. Aku mengerti dirimu. Kau juga mengerti diriku."
Air mata Ji Min tak tertahan untuk mengalir. Ia kembali terisak, karena harus melawan kata hatinya. "Maafkan aku Kyung Soo-ya." Ji Min pun melingkarkan tangannya ke pinggang Kyung Soo.
"Terimakasih, sayang. Aku beruntung memilikimu." Kyung Soo mengecup pucuk rambut Ji Min.
"Tidak. Aku yang lebih beruntung memiliki suami yang sempurna sepertimu." Mata Ji Min terpejam dalam pelukan pria itu.
"Kita saling beruntung. Jangan pernah tinggalkan aku."
"Eoh." Ji Min masih terpejam dan merasakan keburuntungan yang luarbiasa pada dirinya. Lagi-lagi ia merasa kisah cintanya lebih indah dari cerita fiksi dan novel.


****
Well, kalau mau lanjutannya bisa ikuti blog aku sharecurahanremaja.blogspot.co.id
...
Silahkan request dan saran di emai aku nilnamaulida22@gmail.com
SARANGHAEYO
WE ARE ONE, WE ARE EXO-L

Tidak ada komentar:

Posting Komentar