Rabu, 10 Januari 2018

EXACT LOVE STORY (9 FF ONESHOOT FROM 9 MEMBER)



CLOUD [BAEKHYUN]

Main Cast : Byun Baekhyun, Han Young Sil
Genre : Fantasy, romance

Keajaiban itu menakjubkan. Keajaiban datang dengan cara yang menakjubkan. Tetapi keajaiban juga pergi dengan cara yang lebih menakjubkan.

Seorang gadis bermata bulat seperti purnama penuh, sedang menengadah kearah hujan yang sedang turun. Tangannya dijulurkan kedepan agar terkena tiap tetes hujan yang turun dari langit itu. Hujan kali ini turun dengan langit yang tak muram. Bahkan bisa dikatakan cerah.
Jika langit cerah itu dapat menurunkan hujan, apakah ia juga bisa menerunkan kebahagiaan untuk dirinya. Kebahagiaan yang turun bersama rintik hujan tersebut. Kebahagiaan yang selama ini telah ia rindukan lamanya. Kebahagiaan yang tak pernah mengisi sisi dari kehidupan, Han Young Sil.
Sekalipun cinta juga tak pernah ia dapatkan. Kedua orang tuanya sibuk bekerja, mereka sibuk dengan kehidupan pribadinya. Mengabaikan Young Sil sendiri didalam rumah yang cukup besar. 
Sementara disekolah, ia hanya bisa menyendiri. Ia tak memiliki teman, bahkan mereka terkesan menjauhinya. Young Sil bukan tak mau bergaul, tapi ia memang seorang yang pemalu. Maka dari itu, ia lebih senang untuk menyendiri dan benar-benar sendiri.
Walaupun ia pemalu, tapi ia juga ingin merasakan yang namanya kasih sayang dan cinta dari orang disekitarnya. Ia ingin merasakan keberanian selain dengan hujan. Ia ingin menggenggam erat selain dengan hujan. Yang penting segalanya selain dengan hujan.
Hujan tak kunjung reda sejak satu jam yang lalu. Sekolahnya sudah sepi dari siswa. Mereka sudah pulang terlebih dulu sejka tadi. Ada yang dijemput, atau menerobos hujan dengan payung yang mereka bawa. Sedangkan Yong Sil lupa tak membawa jas hujan ataupun payung, terpaksa ia harus menunggu hingga hujan reda.
Kakinya lelah telah menopang tubuhnya untuk berdiri sedari tadi. gadis itu berjalan mundur dan duduk dibangku panjang dibelakangnya. Kedua tangan gadis itu menggenggam erat. Matanya menghadap kebawah. Nafasnya ia hembuskan pelan, sampai tak terdengar hembusannya.
Oh Tuhan, selama ini kau sembunyikan dimana semua cintaku? Kalau boleh aku memohon, aku ingin sebuah keajaiban. Aku ingin sebuah keajaiban cinta datang kepadaku. Sekalipun itu tak nyata, aku tak apa. Aku menerimanya. Hanya saja, aku ingin merasakannya saja. apakah keajaiban itu benar adanya?
Tak terasa bulir air mata jatuh dari kelopak indahnya. Membasahi wajah cantiknya, yang ia biarkan tak diusap. Biar airmata ini menjadi saksi akan keajaiban yang ia inginkan. Hatinya ingin sekali. Benar-benar ingin harapannya itu terkabul.
Tiba-tiba ia merasakan ada yang menggenggam tangannya. Young Sil mendongak menatap seorang lelaki tampan yang sedang ada dihadapannya, ia tersenyum manis dengan matanya yang seperti bulan sabit. Lelaki itu langsung menarik Young Sil pergi dan berlari.
Young Sil menyadari tangannya telah digenggam. Ia menatap lelaki yang didepannya, yang mengajaknya berlari tanpa mengatakan apapun. Young Sil sendiri juga tak tau harus berkata apa. Ia juga tak mengerti apa yang sedang ia alami saat ini.
Lelaki itu menghentikan langkahnya di depan perpustakaan sekolah. Ia berbalik badan dan menghadap kepada Young Sil. Lelaki itu kembali megukir senyum indahnya, "Ayo," ia kembali menarik tangan gadis itu untuk masuk kedalam. "Dududklah."
Young Sil duduk dikursi yang terletak paling pojok dari perpustakaan. Begitu pula lelaki tampan itu, ia juga duduk berhadapan dengan Young Sil. "Kau.. siapa?" tanyanya terbata.
"Aku?" suaranya begitu bersemangat. Ia lalu menjulurkan tangan. "Aku Byun Baek Hyun." Gadis itu menjabat tangan tersebut , ragu. "Kau pasti Han Young Sil?"
Belum sempat Young Sil membuka mulutnya. Lelaki itu langsung menyebut namanya dahulu. "Darimana kau tau namaku?"
Ia kembali tersenyum dan membuat jantung Young Sil berdengup dua kali lebih kencang. "Aku tau semua tentangmu."
Gadis itu mengerjap, tak berkedip. "Semua tentangku? Bagaiamana bisa?" tanyanya dengan nada pelan.
"Kau tak usah tanya kenapa. Lagi pula, Young Sil-ah kau tak usah malu begitu didepanku," ia ingin menggapai tangan gadis itu, tapi gadis itu terburu menyingkirkannnya. "Aku bilang tak usah malu. Bagaimana kalau kita berteman?"
"Berteman?"
"Eoh, chingu. Kau tak memiliki teman, kan? Aku akan menjadi temanmu."
Young Sil masih menatap Baek Hyun dengan tatapan bingung. Bagaimana mungkin ia bisa tau semua tentang dirinya. Apa dia adalah seorang penguntit?
Baek Hyun menoleh kearah jendela, melihat kalau hujan telah reda. "Sudah reda. Kau tak pulang?"
"Eoh? Nde." Young Sil berdiri dari tempat duduknya dan ingin beranjak pergi.
"Tunggu." Baek Hyun menghentikan langkah Young Sil dengan berdiri tetap didepannya. "Temui aku disini setelah pulang sekolah."
"Nde?"
"Kita kan teman. Temui aku disini besok. Kau harus janji."
Siapapun yang melihat Young Sil pasti tau kalau ia sangat gugup saat ini. Ia berusaha membuang pandangan, tapi bingung kemana. Tangannya juga beretar karena sangat canggung.
"Kau harus janji, Young Sil-ah. Aku menunggumu besok." Baek Hyun mengusap puncak rambut Young Sil pelan. "Pulanglah."
Young Sil mengangguk dan berjalan melewati Baek Hyun yang ada didepannya. Dengan langkah panjang, ia berusaha untuk secepatnya pergi dari sini. Nafasnya begitu kacau, ia harus kembali menatanya lagi. Apalagi kalau bukan karena kejadian tak terduga ini?
***
Gadis itu mundur selangkah, ia ingin mengurungkan niatnya untuk masuk kedalam. Tidak, ia terlalu malu untuk melakukan itu. Mungkin saja kemarin itu hanya rayuan badboy yang hanya ingin menganggunya saja. Gadis itu berbalik badan berniat untuk pergi.
"Bha.." gertak seorang lelaki yang muncul dari balik jendela.
Tubuh Young Sil terjingkat mendengar gertakan itu tiba tiba. "Oh my God," Young Sil mengelus dadanya. Jantungnya hampir copot karena saking kagetnya.
"Ha..ha..." lelaki itu hanya tertawa melihat reaksi Young Sil.
"Kenapa kau menggertakku?" tanya Young Sil dengan muka cemberut.
"Maaf. Maaf," ia menghentikan tawanya. "Kau mau kemana?"
"Eoh?"
Baek Hyun lalu berjalan keluar dari perpustakaan dan menghampiri Young Sil. Ia lalu menarik tangan Young Sil dan membawanya masuk kedalam. "Kau tak boleh pergi. Kau sudah berjanji," ia lalu menyuruh gadis itu untuk duduk ditempat yang sama seperti kemarin.
"Sudah kubilang jangan malu!" seru Baek Hyun saat melihat wajah Young Sil yang pucat pasih.
Young Sil tak tau harus melakukan apa-apa. Jujur, ia memang sangat malu saat ini. Tapi, apa mungkin kedatangan lelaki ini adalah jawaban dari harapannya kemarin. Kalau benar, berarti ia adalah keajaiban. Keajaiban yang ia harapkan selama ini. Lalu, akankah ia akan menyianyiakan harapannya ini? Tidak, ia harus berani! Young Sil berusaha mendongak menatap Baek Hyun. "Nde!"
"Apa? Aku tak dengar."
"Nde." Teriaknya dengan suara keras.
"Bagus. aku suka melihat Young Sil yang bersemangat." Baek Hyun kembali mengusap puncak rambut Young Sil, yang membuat gadis itu menerbitkan senyuman.
"By the way, kau itu kelas berapa? Aku tak pernah melihatmu sebelumnya."
"Aku adalah siswa tahun terakhir. Kenapa? kau ingin mengunjungiku di kelas?"
"Tidak, tidak." Young Sil menyela cepat. "Siapa bilang? Ah, ini buku apa?" tanya gadis itu untuk mengalihkan topik pembicaraan.
"Ini?" Baek Hyun mengambil buku bersampul merah disampingnya. "Ini buku tentang Putri Young Sil."
"Young Sil?" pekik gadis itu ketika mendengar judul buku tersebut.
"Eoh. Kau mau melihatnya."
"Nde." Young Sil mengangguk bersemangat.
"Nah disini, Young Sil adalah seorang putra yang hidup dilangit. Ia adalah putri yang cantik, bijaksana, dan periang. Ia suka bermain di awan dengan teman-temannya dilangit. Ia suka sekali bermain dan mengobrol dengan teman sebayanya.
"Karena paras dan sikapnya yang cantik, Putri Young Sil dikenal diseluruh jagad. Banyak pangeran yang berduyun-duyun datang untung melamar sang putri. Tapi dia tak bisa memilih sembarangan pangeran itu. Akhirnya, ia memberikan sebuah syarat untuk mereka.
"Karena Putri Young Sil tak pernah merasakan kesedihan, ia akhirnya memberikan syarat kepada para pangeran itu untuk menceritakan sebuah cerita menyedihkan kepadanya dan harus bisa membuatnya menangis. Tapi, hampir seluruh pangeran tak bisa membuat putri menangis, ia malah tertawa ketika mendengar cerita dari mereka. Namun, ada satu. Dia bukan pangeran, dia hanya manusia biasa yang sebenarnya tak diperkenankan untuk memasuki istana putri Young Sil.
"Tapi, karena kebaikan putri. Akhirnya, ia diperbolehkan untuk mengikuti sayembara itu. Lelaki itu bernama Baek Ho."
"Baek Ho?" pekik Young Sil sekali lagi.
"Nde, Baek Ho. Bukan Baek Hyun. Ingat!" seru lelaki itu.
Young Sil tertawa kecil mendengar ucapan Baek Hyun.
"Nah, lelaki itu mampu membuat putri Young Sil menitihkan air mata untuk pertama kalinya. Lelaki itu menceritakan tentang kisah cinta antara manusia di bumi. Semua lika liku cinta mereka dan airmata cinta mereka. Putri benar-benar terharu dengan kisah yang dituturkan Baek Ho. Karena ia berhasil membuat putri bersedih, akhirnya dialah yang terpilih menjadi suami Young Sil. Mereka berdua hidup bahagia dan memberikan kehangat untuk orang disekitarnya."
"Wah.. cerita yang mengesankan." Young Sil tersenyum lebar kepada Baek Hyun.
"Maka dari itu Young Sil yang satu ini tak boleh bersedih. Kau harus bisa selalu tersenyum seperti Putri Young Sil dan menemukan Baek Ho yang bisa membuatmu terus tertawa," ia menggenggam jemari Young Sil erat. "Setidaknya, jika kau tak bisa bermain diatas awan seperti putri. Kau bisa bermain dan tertawa dengan teman-temanmu disekolah."
Young Sil mengangguk dan tersenyum tipis. Akankah kau mau menjadi Baek Ho-ku, Baek Hyun-ah? Aku berharap jika Baek Ho-ku nanti itu dirimu, yang akan terus mengukir senyumku.
"Kau menangis, Young Sil-ah?" tangan Baek Hyun akan mengusap air mata Young Sil, tapi tiba-tiba ia malah menarik hidung Young Sil hingga memerah. "Sudah kubilang jangan bersedih!"
"Aww, sakit tau. Dasar." Young Sil bergantian menarik hidung Baek Hyun.
"Kau berani denganku?" Baek Hyun beranjak dari kursinya dan berjalan kearah mendekat ke Young Sil. Tapi gadis itu berhasil kabur dan berlari duluan. Lelaki itu akhirnya mengejar Young Sil. "Kau mau kemana, Young Sil-ah?"
"Kau tak bisa menangkapku?" Young Sil menjulurkan lidah, mengejek Baek Hyun. Ia juga tersenyum dan tertawa lebar sambil berlari.
"Aku suka kau tertawa, Young Sil-ah?" teriak Baek Hyun sambil ikut tertawa.
Hari ini hatinya begitu bahagia. Sangat bahagia. Ia tak pernah tertawa lepas sebelumnya. Dan kali ini ia merasa hidup dengan tawa yang ia utaran bebas. Ia berharap, tawa ini akan terus terjaga dan tak pernah pudar bersama Baek Hyun. Ia berharap ini bukanlah sebuah mimpi, yang akan hilang saat ia membuka mata.
***
"Anyeong.." sapa Yong Sil saat memasuki perpustakaan dan menemukan Baek Hyun yang duduk disana. Lelaki itu melempar senyum kepada Young Sil yang terlihat begitu ceria.
"Wah.. Kau begitu ceria hari ini. Aku senang melihatnya."
Gadis itu kemudian berjalan ke tempat Baek Hyun berada. Ia meletakkan dua botol soda yang telah ia beli tadi, diatas meja. "Ini untukmu." Yong Sil memberikan satu botol soda ke lelaki itu.
"Soda? Ini minuman kesukaanku dalu."
"Dulu? Kau tak menyukainya sekarang?"
Baek Hyun tersenyum kecil. "Anio, gomawo."
"Ehm.." Yong Sil mengangguk dan membuka tutup botol tersebut. Lantas meneguk soda itu. "Agh.. menyegarkan."
"Aku suka melihatmu seperti itu."
"Sudah berapa kali, kau katakan itu kepadaku, Baek Hyun-ah? Kau terlalu sering memujiku." Yong Sil tersenyum sambil meneguk minumannya. Sebenarnya, ia senang dengan ucapan lelaki itu. Kalau boleh, ia ingin Baek Hyun terus mengatakan kepadanya seperti itu.
"Kau harus seperti ini terus, Young Sil-ah!"
Asal berasamamu.
"Anio. Kau harus tetap seperti ini, walau tak bersamaku lagi."
Yong Sil menatap lelaki itu dengan mata lebar. bagaimana ia bisa tau isi hatinya? "Kau.."
"Sudahlah, yang penting kau harus selalu tersenyum. Aku menyukaimu jika kau tersenyum seperti itu. Kau terlihat sangat cantik."
"Apa kau menyukaiku?" tanya Young Sil dengan nada pelan. Baru kali ini ia berani berkata seperti itu dengan orang lain, apalagi seorang namja.
"Nde," jawab Baek Hyun cepat, yang membuat senyum gadis itu melebar. "Kalau kau tersenyum."
"Kalau aku tak tersenyum?"
"Aku tak menyukaimu."
"Kalau begitu akan tersenyum terus." Gadis itu tersenyum semakin lebar. "Bagaimana? Seperti ini?" ia terus tersenyum kepada Baek Hyun.
"Kau terlihat sangat cantik."
"Kalau aku tertawa?" Young Sil tertawa lebar dengan menampakkan giginya yang tersusun rapi.
"Kau terlihat luar biasa."
Young Sil terus tertawa. Ia suka pujian yang dilontarkan Baek Hyun. Ia juga semakin menyukai lelaki itu. Lelaki yang berhasil meruntuhkan istana kesedihannya. Baek Hyun adalah Baek Ho untuk Han Young Sil.
***
Keajaiban itu menakjubkan. Keajaiban datang dengan cara yang menakjubkan. Keajaiban berbuat dengan cara menajubkan pula. Semua tentang keajaiban itu menakjubkan.
Sejak ia bertemu lelaki yang matanya seperti bulan sabit itu, ia tak lagi menjadi seorang yang pendiam. Sekarang, ia mulai mampu berinteraksi dengan teman-temannya yang lain. Bahkan ia juga ikut organisasi disekolahnya, yang tentunya banyak siswa yang tak seumuran dengannya. Tapi, rasa canggung itu tak ia rasakan lagi.
Ia merasa bebas, karena terlepas dari kekangan rasa canggung itu. Sekarang hidupnya lebih berwarna dengan banyak teman. Dan bisa memiliki teman bicara itu menyenangkan. Benar, yang dikatakan Baek Hyun.
"Anyeong haseyo, Seo Hyun eonni." Yong Sil menyapa kakak kelasnya, yang satu organisasi dengannya.
"Yong Sil-ah." ia juga mengangguk pelan kepada Yong Sil.
"Boleh kita bicara?"
"Eoh." Mereka duduk dibangku depan kelas Yong Sil.
"Apa kakak bisa membantu mencarikanku data diri seluruh siswa disini. Terutama siswa tahun akhir." Yong Si mengatakannya malu-malu.
"Kau mau stalker, ya?"
"Anio. Hanya saja, ada salah satu kenalanku di kelas akhir. Aku mau tau tanggal lahirnya. Aku mau memberi kejutan saat ia berulang tahun."
"Oh," ia mengangguk sambil menatap Yong Sil yang terus tersenyum. "Pacarmu, ya?"
"Anio." Young Sil menyela cepat, "maksudku belum."
"Aku harap kalian segera jadian. Okay, aku akan membantumu. Memang siapa namanya?"
"Byun Baek Hyun."
"Byun Baek Hyun," Seo Hyun mencatat nama tersebut di note ponselnya. "Aku akan mencarinya. Mungkin besok aku bisa memberi tahumu."
"Nde. Tak apa. Gomawo, eonni."
"Eoh." Seo Hyun beranjak dari tempat duduknya. "Aku pergi dulu, ya?"
"Ehm, gomawo."
***
"Dor.." hentak Young Sil yang untuk mengagetkan Baek Hyun, tapi lelaki itu malah tak terkejut sana sekali. "Kau tak kaget?" tanya Young Sil sambil duduk disamping Baek Hyun.
"Cih. Langkah kakimu saja dapat aku dengar. Mana mungkin aku kaget?"
"Aigoo." Yong Sil memukul lengan Baek Hyun pelan. "Cah. Ini dia minuman kesukaanmu, soda. Minumlah."
Baek Hyun menerima minuman tersebut, tetapi hanya memandanginya saja.
"Kenapa? Minumlah, kau pasti haus."
"Aku akan meminumnya nanti," ia lalu meletakkan minuman tersebut disampingnya.
"Kenapa tidak sekarang? Kau selalu bilang nanti."
"Sekarang kau menjadi sangat manja, Yong Sil-ah." Baek Hyun mencubit pipi Young Sil sambil tersenyum. "Apa kau akan lebih manja lagi seterusnya?"
"Nde. Aku akan lebih manja denganmu." Young Sil meletakkan kepalanya dibahu Baek Hyun.
"Kau harus janji, kalau kau akan terus tersenyum."
"Kau selalu berkata seperti itu. Aku akan selalu tersenyum jika bersamamu."
"Andwe. Kau harus terus tersenyum walau tak sedang bersamaku. Karena aku selalu melihatmu, aku menyukaimu jika tersenyum."
"Aigoo, Baek Hyun-ah. Kau romantis sekali." Young Sil mengangkat kepalanya dan beralih menatap lelaki tampan itu. "Jangan-jangan selama ini kau menjadi penguntit, ya? Kau bisa tau namaku? Kau bisa tau tentang diriku?"
Baek Hyun mencubit pipi Young Sil lagi. "Sekarang kau menjadi cerewet sekali."
"Aku menjadi cerewet karenamu." Young Sil meletakkan kembali kepalanya kebahu Baek Hyun.
"Kau bersikap sangat imut sekarang."
Young Sil mendongak dan langsung mencium bibir Baek Hyun. "Aku menyukaimu. Jangan tinggalkan aku."
Baek Hyun menatap mata bulat Young Sil yang baru saja menciumnya. Ia terdiam sejenak. "Aku akan selalu melihatmu."
"Aku mau kau disisiku." Young Sil mengenggam tangan Baek Hyun. "Omo, tanganmu dingin sekali. Kau sakit?" Young Sil meletakkan telapaknya dikening Baek Hyun.
"Tidak." Baek Hyun menggenggam tangan Young Sil yang menyentuh keningnya dan beralih menempelkan ke wajahnya. "Aku tak akan sakit."
"Bagus. Kau tak boleh sakit, agar bisa terus bersamaku. Oh ya, aku minta alamat rumahmu."
"Buat apa?"
"Aku mau berkunjung ke rumahmu." Young Sil menyodorkan secarik kertas dan pena.
Baek Hyun tertegun sejenak. Ia tak langsung menjawab ataupun menulis. Namun, beberapa saat ia mengambil pena tersebut dan menulisnya. Ia lalu melipat kertas tersebut menjadi lebih kecil. "Kau jangan membukanya, sebelum kau ingin ke rumahku."
"Aku tak akan membukanya. Aku akan membukanya nanti." Young Sil menerima secarik kertas tersebut sambil tersenyum manis.
"Aku menyukaimu, saat kau tersenyum."
"Tuh kan, kau mengatakannya lagi. Tapi tak apa. Aku senang." Young Sil melingkarkan lengannya ke pinggang Baek Hyun dan memeluknya erat. Gadis itu juga terpejam sejenak dalam pelukan Baek Hyun. Merasakan kesenangan saat bersama pria itu.
***
"Young Sil-ah."
"Eonni," sapa Young Sil ketika melihat Seo Hyun eonni sedang melambaikan tangan kepadanya.
"Young Sil-ah. Aku menemukannya. Ini." Seo Hyun menyodorkan sebuah kertas kepada Yong Sil.
"Gomawo, eonni."
"Bisa kita bicara sebentar?"
"Eoh." Young Sil mengangguk dan mengikuti langkah Seo Hyun didepannya sampai mereka sampai dilorong sekolah.
"Sebenarnya nama Byun Baek Hyun sudah tak terdaftar sebagai siswa di sekolah kita."
"Lalu ini?"
"Aku mencarinya lagi ke daftar murid yang pernah bersekolah disini dan aku menemukannya."
"Benarkah?" Young Sil membulatkan mata.
"Dan menurut rumor yang beredar, dia tak lagi bersekolah disini sejak ia mengalami kecelakaan berbulan-bulan yang lalu dan mengalami koma. Mungkin saja, ia pindah ke sekolah lain setelah mengalami koma yang lama."
"Cih, tapi dia masih suka mengunjungi sekolah kita." Young Sil mendengus ringan lalu kembali tersenyum.
"Mungkin dia belum bisa move on dari sekolah kita." Seo Hyun ikut tertawa.
"Benar juga."
***
Hari-harinya ini, sekarang seperti sedang diatas awan. Indah dan begitu membahagiakan. Sempurna sekali. Kesedihan yang kelam tak lagi menghampiri hidupnya lagi.
Setelah menerima informasi dari Seo Hyun eonni kemarin. Ternyata, Baek Hyun berulang tahun hari ini. Tepat satu hari setelah ia menerima kabar tentang bio nya. Untung saja, Young Sil juga masih memiliki waktu untuk mempersiapkan kejutan untuknya.
Sebuah kue tart berukuran sedang, dengan toping coklat yang menggiurkan ditambah tulisan nama Baek Hyun yang digambar dengan cream diatas kue, telah ia persiapkan untuknya. Tak lupa ia juga memakai dress cantik dengan polesan make up natural. Membuatnya semakin cantik.
Alamat yang Baek Hyun berikan kemarin, langsung ia beri kepada supir taksi. Ia tak membukanya sama sekali. Ia harus memegang janji antaranya dan Baek Hyun.
Setengah jam perjalanan dari rumahnya, akhirnya taksi tersebut berhenti. Yeoung Sil keluar taksi setelah menyerahkan uang pembayaran. Matanya mengerjap melihat bangunan yang ada didepannya. Apa ia tak salah alamat?
Tapi tak mungkin, karena ia sudah memberikan alamat itu kepada supir taksi tadi. Jika benar, namun kenapa ia bisa sampai ketempat pemakaman. Jangan-jangan..
Young Sil melangkah masuk gedung itu sambil tetap membawa kue tart tersebut. Ia berjalan seolah ada yang menuntunnya, padahal ia sebelumnya tak pernah kesini. Seolah ada yang membisikkan sesuatu di telinganya, dan mengkuti arah bisikan itu. Sampai ia terhenti didepan sebuah tempat peletakan abu.
Kue yang ada ditangannya tiba-tiba terjatuh ke lantai, ketika mata bulatnya memandang foto yang terbingkai dibalik kaca itu. Ia menutup mulutnya dengan tangan, merasakan ketidak mungkinan ini. Langkahnya terus mundur, karena tak percaya dengan apa yang ia lihat.
Air matanya sudah tak tertahan untuk segera jatuh kepipinya. "Tak mungkin.. tak mungkin.. kenapa ada foto Baek Hyun disitu?" ia terus terisak ketika kembali melihat foto Baek Hyun terpajang didekat guci abu itu. Tangannya bergetar hebat, bahkan sekarang tubuhnya ikut berguncang. Kegilaan macam apa ini?
Young Sil langsung berlari keluar gedung dan mencari taksi. Ia tak kuat lagi, merasakan kebodohan macam itu. Hatinya seperti baru saja runtuh dan hancur berkeping keping.
Young Sil akhirnya turun didepan sekolahannya. Dan dengan segera berlari menuju perpustakaan sekolah. Ia melangkah panjang, agar cepat sampai.
Kakinya melemas ketika telah sampai didepan ruangan itu. Ruangan yang menjadi saksi kebersamaannya dengan Baek Hyun, ruangan yang menjadi titik awal senyumnya terukir. Ia lantas melangkah dengan pelan memasuki ruangan itu. Ruangan itu kosong.
Ia lalu mendekati meja yang biasa Baek Hyun dan dirinya tempati. Diatas meja terdapat dua botol soda yang masih utuh. Young Sil semakin terisak sembari mengambil botol tersebut. "Baek Hyun-ah. Kau dimana?" ia lalu mengedarkan pandangan ke sekelilingnya, namun tak ada siapa-siapa.
Disamping minuman tersebut, tergeletak sebuah amplop coklat. Young Sil mengambil amplop tersebut dan membukanya. Ia melihat beberapa buah foto didalamnya. Dan semua foto itu adalah foto Young Sil. Young Sil yang sedang tersenyum.
Sepertinya, foto tersebut diambil ketika ia baru masuk sekolah ini. terlihat dari baju yang ia kenakan, yaitu masih baju sekolah lama. "Siapa yang mengambilnya?"
"Aku."
Young Sil mengangkat kepalanya ketika mendengar sebuah suara merdu didepannya. Dilihatnya seorang lelaki tampan yang sedang berdiri tegap didepannya. Lelaki itu adalah lelaki yang benar-benar ia sukai. "Baek Hyun-ah..."
"Aku yang mengambilnya. Aku menyukaimu jauh sebelum aku atau kau saling mengenal. Aku jatuh cinta padamu saat melihat senyummu. Aku telah terhipnotis dengan senyummu, Young Sil-ah."
Air mata Young Sil jatuh tanpa bisa dihentikan lagi, menatap lelaki itu. Hatinya terasa telah mati rasa detik ini.
"Maka dari itu aku menyuruhmu untuk terus tersenyum."
"Nde. Aku akan terus tersenyum," Young Sil memaksakan senyumnya yang dibarengi dengan isak tangis.
"Tapi, aku sudah terlambat. Aku tak menemuimu secepatnya waktu itu. Sekarang, aku hanya bisa berharap agar kau selalu bahagia."
"Anio. Kau tak terlambat. Kita masih-"
"Tidak, Young Sil-ah. Aku sudah bersyukur masih diberi kesempatan untuk bersamamu, walau itu singkat. Walau dengan keadaan seperti ini. Walau aku tak mungkin lagi bisa menggenggammu setelahnya. Aku tetap bahagia. Karena pernah mengukir senyummu. Aku bisa tenang sekarang. Gadis yang aku sukai telah kembali tersenyum." Baek Hyun juga meneteskan air matanya. "Maafkan aku, Young Sil-ah."
Young Sil langsung berlari dan memeluk Baek Hyun erat. "Jangan tinggalkan aku. Aku mohon. Kenapa kau menghancurkanku setelah membuat senyumku terbit?"
"Maafkan aku, Youn Sil-ah." lelaki itu mengelus rambut Young Sil pelan. Begitu pula Young Sil yang terus memeluknya erat, ia tak akan membiarkan Baek Hyun pergi,ia akan terus memeluknya. Namun, perlahan pelukan itu merenggangg dan semakin lama semakin tak terasa. Ia menghilang.
Tangisan Young Sil pecah seketika. Ia tak lagi melihat lelaki tampan itu, "Baek Hyun-ah.. kau dimana? Baek Hyun-ah.." jerit Young Sil saat tubuhnya ikut terjatuh ke lantai. "Kenapa kau meninggalkanku? Kenapa kau meninggalkanku seperti ini? Kenapa kau hanya menjadi mimpiku saja? Bagaimana jika aku merindukanmu? Bagaimana jika senyum ini tak lagi terukir? Bagaiman Baek Hyun-ah?" Young Sil terus terisak sambil melontarkan pertanyaan-pertanyaan tentang seluruh isi hatinya.

***
SARANGHAEYO
WE ARE ONE, WE ARE EXO L



FOR NEXT FANFIC PLEASE FOLLOW MY BLOG...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar